JAKARTA – Dito Mahendra kini berurusan dengan TNI, Bareskrim Polri, hingga KPK. Temuan belasan senjata api ilegal di rumahnya di Jakarta oleh tim penyidik KPK jadi penyebabnya.

Kasus ini bermula saat KPK menggeledah rumah Dito Mahendra terkait kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi pada Senin (13/3). Penyidik menemukan total 15 pucuk senjata api dari rumah Dito dengan berbagai jenis.

“Dalam geledah tersebut benar tim menemukan 15 pucuk senjata api berbagai jenis,” kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2023).

KPK lalu menyerahkan temuan belasan senjata api itu ke Polri. Secara khusus, KPK juga telah berkoordinasi dengan Badan Intelijen Keamanan Polri untuk menelusuri izin dari kepemilikan senjata tersebut.

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan sebagian dari senjata itu tidak berizin. Ternyata jumlahnya ada 9. Berikut ini rincian 9 jenis senjata api yang tidak berizin tersebut:

1. 1 pucuk Pistol Glock 17
2. 1 pucuk Revolver S&W
3. 1 pucuk Pistol Glock 19 Zev
4. 1 pucuk Pistol Angstatd Arms
5. 1 pucuk Senapan Noveske Refleworks
6. 1 pucuk Senapan AK 101
7. 1 pucuk senapan Heckler & Koch G 36
8. 1 pucuk Pistol Heckler & Koch MP 5
9. 1 pucuk senapan angin Walther

Secara bergantian, KPK dan Bareskrim Polri melayangkan panggilan ke Dito. Namun, Dito tak hadir. Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengancam akan menjemput paksa Dito.

“Yang bersangkutan tidak menghadiri atau mangkir panggilan kami kedua,” kata Djuhandhani.

“Kita punya kewenangan ataupun yang bisa dilakukan penyidik. Mana kala sudah dilaksanakan upaya, baik itu pemanggilan, orang tidak hadir harus memberikan alasan, manakala alasan tidak masuk akal kita layangkan panggilan kedua,” tutur Djuhandani.

Djuhandani menegaskan bahwa senpi yang ditemukan itu tak terkait dengan kasus TPPU. Pada buktinya, katanya, senpi itu diserahkan ke Bareskrim untuk ditelusuri.

“Tolong dipisahkan temuan KPK dengan hasil tindak pidana KPK. KPK melaksanakan penyidikan terkait TPPU di kasus korupsi. Saat menggeledah sebuah rumah ditemukan senjata, kalau itu berkaitan tipikor atau TPPU KPK, tentu senjata disita KPK. Berarti senjata itu tidak ada kaitannya dengan penanganan di KPK,” kata Djuhandhani.

Sebuah informasi dari Dito Mahendra terkait belasan pucuk senpi ilegal di rumahnya milik Kodam IV Diponegoro. Info ini dibantah oleh Polri dan TNI AD.

“Terkait info dari Penasehat Hukum Dito bahwa senjata tersebut milik Kodam IV Diponegoro. Kami sudah konfirmasi bahwa tidak benar,” kata Djuhandhani kepada wartawan, Kamis (6/4/2023).(SW)