JAKARTA – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Theofransus Litaay menyebut Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge menjadi ujung tombak pembebasan Pilot Susi Air Philips Marthen.

Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM 2020-2023, Amiruddin Al Rahab menilai cara berpikir pejabat KSP itu keliru.

“Menyatakan Pj Bupati Ndunga menjadi ujung tombak pembebasan pilot yang disandera TPN adalah cara berpikir yang keliru,” kata Amir kepada wartawan, Kamis (4/1/2023).

Amir mengatakan semestinya beban tugas itu dipikul oleh KSP. Sebab, menurutnya, KSP bisa berkoordinasi dengan lembaga terkait dan bisa langsung berkomunikasi dengan Presiden.

“KSP semesti yang memikul beban berat itu, karena KSP bisa memimpin koordinasi antarlembaga untuk pembebasan itu. Karena KSP bisa langsung akses ke Presiden,” ungkapnya.

Dia menjelaskan penyanderaan yang sudah berjalan selama 10 bulan itu telah membebani Pemda Nduga. Oleh karena itu, menurutnya, KSP yang seharusnya hadir di Nduga untuk penanganan konflik.

“Penyanderaan itu sudah berjalan 10 bulan. Hal itu telah membebani Pemda Ndunga. Pemda Nduga sebaiknya didukung untuk melayani masyarakat yang terjepit karena konflik. Seharusnya KSP hadir di Nduga untuk mengkoordinasikan penangan konflik dan pembebasan sandera. Serta memberikan bantuan logistik ke Pemda untuk menangani pengungsi,” tuturnya.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Theofransus Litaay mengatakan pemerintah daerah menjadi ujung tombak dalam proses negosiasi dengan kelompok kriminal bersenjata (KBB) terkait penyanderaan Pilot Susi Air Philips Marthen. Theofransus mengatakan Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge merupakan seorang tokoh adat yang dihormati masyarakat sekitar.

“Pemerintah terus melakukan negosiasi, melakukan dialog, komunikasi dengan kelompok yang menyandera beliau. Dan itu di ujung tombaknya adalah pemerintah daerah. Mengapa pemda? Karena bupati kebetulan adalah seorang tokoh adat yang juga dihormati oleh warga setempat. Sehingga beliau memiliki suatu kewibawaan untuk dapat berdialog berbicara dengan kelompok-kelompok ini,” kata Theofransus kepada wartawan, Kamis (4/1/2024).

Theofransus mengatakan sejauh ini bupati sudah bisa berkomunikasi dengan KKB yang menyandera pilot Susi Air. Dia mengatakan kemajuan itu patut diapresiasi.

“Syukur alhamdulillah bahwa beliau sudah bisa berkomunikasi dengan mereka. Jadi kita perlu untuk mensyukuri kemajuan-kemajuan, walaupun mungkin kadang-kadang dirasakan kecil, tapi ada kemajuan, ada progres, ada perkembangan yang baik,” ujarnya.***