JAKARTA- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespons Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengendus adanya transaksi aneh yang dilakukan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) lainnya.

Juru bicara Menkeu, Yustinus Prastowo, memastikan temuan itu merupakan hasil koordinasi Kemenkeu dengan PPATK.

“Kan memang hasil koordinasi bersama,” kata Prastowo saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).

Prastowo mengatakan pihaknya tidak masalah PPATK membeberkan temuan-temuannya tersebut. Menurutnya, Kemenkeu memang sejak lama berkoordinasi dengan PPATK, KPK, hingga aparat penegak hukum lainnya terkait hal tersebut.

“Lah sejak dulu kami berkoordinasi dengan KPK, PPATK, dan APH lain. Sistem yang bekerja,” ucapnya.

Prastowo menyebut pihaknya akan menyampaikan konferensi pers pada Rabu (8/3) ini terkait temuan PPATK. Dia menyebut semuanya akan diungkap oleh Irjen Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh.

“Kami besok (Rabu) siang akan konferensi pers, biar dijelaskan Pak Irjen, detailnya bias dengan Irjen,” ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, perkara dugaan korupsi Rafael Alun Trisambodo baru saja memasuki tahap penyelidikan di KPK. Namun ternyata ada lagi dugaan transaksi mencurigakan yang diendus Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dari pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan lainnya.

“Ada beberapa,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, Selasa (7/3). Ivan menyampaikan hal tersebut untuk menjawab benar tidaknya kabar soal adanya pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu lainnya yang memiliki nilai aset atau transaksi janggal.

Ivan belum menyebutkan nilai transaksi yang janggal itu. Dia mengaku masih akan berkoordinasi dengan KPK.

“Kami masih koordinasi dengan Itjen (Kemenkeu) dan KPK untuk nama-nama lainnya,” sebut Ivan.

Sementara itu anggota Komisi III DPR Fraksi PKB Jazilul Fawaid menyebut temuan aneh dan mencurigakan ini bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap Dirjen Pajak.

“Jika fenomena ‘aneh-aneh’ ini terus muncul pastinya akan menurunkan tingkat kepercayaan publik kepada pejabat pemerintah, utamanya di lingkungan pejabat pajak. Akan memicu ketidakpatuhan untuk bayar pajak,” kata Jazilul saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).

Karena itu lah, Waketum PKB ini lantas meminta PPATK segera memproses temuan tersebut secara transparan. Dengan demikian, temuan itu nantinya tidak berujung pada rumor dan fitnah.

“Sebaiknya PPATK segera memproses secara transparan agar dugaan itu tidak menyebar menjadi rumor dan fitnah. Kita dukung saja proses kordinasi PPATK dengan Itjen Kemenkeu dan KPK untuk memastikan dugaan transaksi janggal tersebut, benar dan salahnya,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, perkara dugaan korupsi Rafael Alun Trisambodo baru saja memasuki tahap penyelidikan di KPK. Namun ternyata ada lagi dugaan transaksi mencurigakan yang diendus PPATK dari pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan lainnya.

“Ada beberapa,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, Selasa (7/3). Ivan menyampaikan hal tersebut untuk menjawab benar tidaknya kabar soal adanya pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu lainnya yang memiliki nilai aset atau transaksi janggal.

Ivan belum menyebutkan nilai transaksi yang janggal itu. Dia mengaku masih akan berkoordinasi dengan KPK.(SW)