JAKARTA – Pengacara Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Ronny Talapessy, mengklaim kesaksian kliennya soal wanita menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo adalah ucapan jujur. Dia menyebut keterangan itu tak muncul tiba-tiba.

“Keterangan Richard itu semua sudah diberikan kepada LPSK, termasuk soal yang muncul dalam persidangan. Artinya, keterangan itu bukan karangan karena LPSK sudah melakukan asesmen atas keterangan Richard itu,” kata Ronny kepada wartawan, Sabtu (2/12/2022).

Ronny mengatakan Eliezer tak boleh berbohong dalam persidangan. Jika hal tersebut terjadi, posisi Eliezer sebagai justice collaborator (JC) LPSK akan dicabut.

“Karena statusnya sebagai JC, Richard harus konsisten menyampaikan keterangan serta sebenar-benarnya atas perkara ini. Karena, bila sekali Richard ketahuan berbohong, ada risiko status JC-nya akan dicabut,” kata dia.

“Disebutkan salah satu pimpinan LPSK bahwa keterangan Richard soal wanita itu sudah pernah disampaikan ketika memeriksa Richard sebelum memutuskan status JC-nya,” imbuhnya.

Ronny mengatakan pihak Ferdy Sambo lebih baik menyiapkan pembelaan yang benar. Ronny mengatakan persidangan akan mengungkap pihak mana yang berbohong.

“Saran saya ke lawyer-nya FS dan PC, berilah pembelaan yang benar dan sesuai fakta persidangan. Jujurlah, kasihan klien Anda. Nggak usah panik kan fakta-fakta persidangan sudah mulai terungkap. Siapa yang bohong, siapa yang buat skenario, yang merusak TKP, terus mengarahkan saksi-saksi untuk berbohong,” ujarnya.

Sebelumnya, Bharada Richard Eliezer juga berbicara soal momen wanita misterius yang menangis di rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, ketika Sambo dan Putri Candrawathi di rumah. Momen wanita misterius di rumah Bangka itu terjadi pada Juni lalu.

Eliezer mengatakan, saat itu Putri lebih dulu tiba di rumah Bangka dengan wajah marah. Kemudian, katanya, Ferdy Sambo tiba juga dengan wajah marah. Setelah itu, ada rekan Sambo yang dipanggil Koh Erben datang ke rumah tersebut.

Tidak diketahui, wanita ini datang bersama Koh Erben atau seperti apa. Sebab, saat Koh Erben datang, Eliezer sedang berada di bagian belakang rumah.

“Tiba-tiba almarhum bilang sama Mateus ‘Tidak ada selain kami berdua’, maksudnya Yosua dan Mateus yang ada di dalam area rumah kediaman Bangka, semua nunggu di luar,” kata Eliezer di PN Jaksel.

Eliezer menyebut dia berjaga di depan rumah bersama Farhan dan Alfons. Kemudian, katanya, ada Romer, Sadam dan sejumlah asisten rumah tangga (ART) Sambo di bagian belakang rumah Bangka.

Dia tak menjelaskan apa yang terjadi di dalam rumah. Namun, katanya, ada wanita yang keluar dari rumah Sambo.

Eliezer mengaku tidak pernah melihat wanita itu. Dia menyebut wanita itu keluar rumah dalam kondisi menangis.

“Sekitar satu jam, dua jam, baru tiba-tiba ada orang keluar dari rumah. Pagar kami tutup, dia ketuk dari dalam rumah. Saya bilang Alfons, ‘ada orang keluar’, dia buka pintu, tiba-tiba ada perempuan. Saya tidak kenal dia, nangis dia, baru ini (saya lihat), siapa ya? Karena saya nggak ada waktu dia datang. Saya lihat di dalam ada Pak Erben juga di depan rumah,” ucap Eliezer.

Saat itu, wanita yang tidak diketahui Eliezer mencari sopirnya. Setelah bertemu dengan sopirnya, wanita itu langsung meninggalkan rumah Bangka.(SW)