JAKARTA – Perusahaan Properti China Banyak Tumbang, Bagaimana Proyek IKN? Kabarnya banyak proyek properti di Ibu Kota Nusantara (IKN) digarap China.

Sebelumnya, Pengembang properti China, Evergrande mengumumkan kebangkrutan usai perusahaan tak mampu membayar utang sebesar US$ 330 miliar atau setara Rp 4.950 triliun (kurs: 15.000/dolar AS). Atas besaran utang ini, Evergrande disebut sebagai perusahaan properti yang punya utang paling banyak.

Dikutip dari Reuters, saat ini Evergrande tengah mengajukan kebangkrutan Bab 15 ke Pengadilan New York Amerika Serikat. Perusahaan juga mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan dan restrukturisasi utang-utangnya.

Reuters menyebut, Evergrande sebagai perusahaan properti yang punya utang paling banyak dengan beban utang senilai lebih dari US$ 300 miliar. Evergrande juga disebut sebagai contoh buruk dari krisis utang negara yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor properti.

Perusahaan ini mengalami krisis likuiditas pada pertengahan 2021. Restrukturisasi utang luar negeri Evergrande melibatkan total US$ 31,7 miliar, yang meliputi obligasi, agunan, dan kewajiban pembelian kembali. Evergrande kemudian meminta restrukturisasi utang ini kepada para debitur pada akhir bulan ini.

Serangkaian pengembang properti China telah gagal membayar kewajiban utang luar negeri mereka sejak saat itu, meninggalkan rumah yang belum selesai, anjloknya penjualan dan menghancurkan kepercayaan investor dalam pukulan terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Belum usai kasus gagal bayar Evergrande, pengembang properti lain di China yaitu Country Garden juga terancam gagal bayar. Country Garden memiliki total utang senilai US$ 191,7 miliar atau nyaris Rp 2.875,5 triliun.

Country Garden dihadapkan pada potensi gagal bayar karena sejumlah obligasi yang harus dibayarkan akan menghadapi jatuh tempo pada bulan depan.

Apa yang membedakan Evergrande dengan Country Garden?

Melansir reuters, Jumat (18/8/2023), tergelincirnya Country Garden ke dalam masalah keuangan tidak begitu mengejutkan pasar seperti kala Evergrande mengumumkan gagal bayar.

Ini tak lepas dari sebagian besar pengembang swasta yang telah lebih dulu mengumumkan gagal bayar. Namun, itu muncul ketika pasar properti dan ekonomi berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk.

Total kewajiban Country Garden sebesar 1,4 triliun yuan, setara US$ 191,7 miliar atau Rp 2.875 triliun (kurs Rp 15.000/US$) hanya 59% sebesar yang ada di Evergrande yang mencapai hampir Rp 5.000 triliun.

Evergrande sendiri dicap sebagai pengembang yang paling banyak berutang di dunia, ia memiliki 3.121 proyek di seluruh provinsi China, dibandingkan dengan sekitar 800 untuk Evergrande.

Evergrande sudah bangkrut pada saat gagal bayar, tetapi Country Garden saat ini masih memiliki lebih banyak aset daripada kewajiban.

Namun analis memperingatkan bahwa Country Garden bisa bangkrut menyusul Evergrande jika harus melunasi seluruh utangny, dan mengalami ekuitas negatif jika nilai asetnya turun seiring waktu.(SW)