Intanjaya – Menyusul serangkaian serangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di Intanjaya, Papua, Kapolda Papua, Irjan Paul Matius Wahiri, mengumumkan bahwa tim gabungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan memperkuat keamanan di wilayah tersebut. Tim gabungan, yang terdiri dari Satgas Damai Kartens dan Kagok Wilhan III, ditugaskan untuk mengembalikan kedamaian dan memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat.

Keputusan ini diambil setelah terjadinya serangan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan. Dalam sebuah insiden yang terjadi pada Selasa, 30 April, kelompok bersenjata OPM menyerang Pos Polisi Homeo, mengakibatkan kematian seorang warga sipil. Keesokan harinya, Rabu, 1 Mei, kelompok tersebut juga membakar Sekolah Dasar Negeri Impress Pogapa yang berlokasi di area yang sama dengan Pos Polisi Homeo.

Meskipun ada kebutuhan mendesak untuk pengiriman pasukan, Kapolda Papua mengakui bahwa proses tersebut mengalami kendala karena keterbatasan sarana transportasi. Saat ini, dua helikopter yang digunakan oleh Satgas Damai Kartens sedang dalam perawatan, dan helikopter milik TNI masih berada di Boven Digoel.

Irjan Paul Matius Wahiri berharap dapat segera mengirimkan personel tambahan ke Intanjaya untuk menjamin keamanan penduduk. “Mudah-mudahan pengiriman personel dapat segera dilaksanakan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat,” ujarnya.

Kapolda Papua juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Distrik Homeo. Beliau menekankan pentingnya tidak mudah terprovokasi oleh tindakan kelompok bersenjata yang justru diharapkan oleh mereka untuk menciptakan ketidakstabilan. “Jangan mudah terpancing karena itu yang ditunggu mereka. Karena bila kita lengah, maka akan langsung menyerang dengan membahayakan anggota,” tutur Wahiri.

Pemerintah dan aparat keamanan terus berupaya keras untuk mengatasi tantangan keamanan di Papua, terutama di daerah yang rawan konflik seperti Intanjaya. Upaya ini tidak hanya melibatkan peningkatan kehadiran militer dan polisi, tetapi juga pendekatan-pendekatan lain yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat.***