JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud Md menanggapi pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sempat bilang agar KPK dibubarkan karena tidak efektif. Mahfud menyebutkan pernyataan itu hanyalah sebuah ekspresi kejengkelan.

“Menurut pemahaman saya, Bu Mega tidak secara sungguh-sungguh mengusulkan KPK dibubarkan. Kata agar ‘dibubarkan’ itu hanya ekspresi kejengkelan Bu Mega karena dinilainya KPK tidak efektif,” kata Mahfud kepada detikcom, Rabu (23/8/2023).

Mahfud menyebutkan pernyataan Megawati itu dapat dimaknai bahwa ia meminta KPK bekerja lebih keras lagi. Mahfud juga menyatakan pihaknya telah mengumpulkan 50 rekomendasi untuk KPK.

“Sebenarnya Bu Mega lebih menekankan agar KPK bekerja lebih efektif dalam memberantas korupsi. Pada titik ini, pandangan Bu Mega sama dengan pandangan Tim Pencepatan Reformasi Hukum Kemenko Polhukam, yakni ingin agar KPK lebih efektif dan profesional,” ujarnya.

“Itulah sebabnya kita tak perlu menanggapi secara berlebihan agar tidak salah menangkap maksud Bu Mega. Tim Pencepatan Reformasi Hukum Kemenko Polhukam sudah punya hasil telaah akademik dengan sekitar 50 butir rekomendasi, termasuk yang terkait dengan KPK. Tetapi ini belum akan diumumkan sebelum disampaikan kepada presiden,” tambahnya.

Tentang ucapan Megawati sebelumnya disampaikan saat menjadi pembicara di acara Sosialisasi Buku Teks Utama Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka. Megawati awalnya berbicara tentang rakyat yang masih miskin dan korupsi masih saja terjadi.

“Ayo, kalian pergilah ke bawah, lihatlah rakyat yang masih miskin. Ngapain kamu korupsi, akhirnya masuk penjara juga. Bohong kalau nggak kelihatan. Persoalannya, penegak hukumnya mau tidak menjalankan hukum Indonesia ini yang sudah susah-susah saya buat KPK itu. Itu persoalannya, itu persoalannya,” kata Megawati di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan.

Megawati kemudian menyinggung saat dia masih menjabat Presiden RI. Kala itu dia menghadapi 300 ribuan kredit macet.

“Waktu saya, apa itu, krisis. Kredit macet itu 300 ribuan, saya disuruh nangani. Setelah itu, KPK udah ada yang saya bikin sendiri. Oh, waktu itu yang KPK ini, nggak percaya katanya mana mungkin 300 kredit macet itu, digugat, malak pengusaha-pengusaha ini. Saya bilang sama KPK-nya, sini dong buktinya kalau saya malak. Ini dunia modern, saya mau narok uangnya di mana, emangnya di karung? Itulah kebenaran,” jelas Megawati.

“Supaya insaf, supaya insaf loh, bahwa kalian itu akan selalu ketahuan. Persoalannya, persoalannya itu nggak des, des, des gitu loh,” imbuhnya.

Barulah kemudian Megawati mengungkap obrolannya dengan Jokowi. Megawati mengatakan pernah mengatakan kepada Jokowi agar KPK dibubarkan karena tidak efektif.

“Saya sampai kadang-kadang bilang sama Pak Jokowi, ‘Udah deh, bubarin aja KPK itu, Pak, menurut saya nggak efektif’. ‘Ibu, nek kalau ngomong ces pleng’,” katanya menirukan percakapan dengan Jokowi.

 

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan maksud Ketum Megawati Soekarnoputri terkait pernyataannya soal KPK. Hasto menyebutkan Presiden RI ke-5 ini ingin KPK bersungguh-sungguh dalam memberantas korupsi.

“Itu dipelintir. Maksud Bu Mega, beliau yang mendirikan KPK, (tapi korupsi) masih jadi persoalan pokok,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (22/8/2023).

Menurut Hasto, Megawati justru menegaskan bahwa ketika KPK didirikan, bentuknya hanya komisi, yang berarti sifatnya ad hoc atau dapat dibubarkan kapan saja. Bukan lembaga permanen.

“Bu Mega menegaskan jangan hanya komisi karena komisi sifatnya bukan permanen,” ujar Hasto.(SW)