JAKARTA – Amarah Jonathan Latumahina, ayah David Ozora tak urung reda setelah keluarga Mario Dandy berusaha permainkan hukum. Mereka berpikir semua bisa selesai dengan uang.

Jonathan tentu marah anaknya itu menjadi korban penganiayaan oleh Mario Dandy Satriyo, anak mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo. Marahnya semakin berkecamuk saat dirinya mencium upaya penggembosan proses hukum.

Jonathan membongkar upaya keluarga Mario Dandy yang ingin lolos dari jerat hukum. Melalui akun Twitternya, @seeksicsuck, Jonathan mengaku sempat didatangi orang yang tidak jelas untuk mengajaknya berdamai.

“Saat di RS Medika gue ditempel orang-orang enggak jelas yang ngajak damai. Beberapa kali gue diamkan, bukan mereda tapi makin banyak mereka datang. Gue langsung mikir “ini pelaku pasti orang kuat, orang suruhannya sebanyak ini” ada saksi yang liat itu: Pak R (yang anter david), Sahabat @abu_abros dan Banser Jaksel,” tulisnya seperti dikutip Kamis (4/5/2023).

Jonathan melanjutkan, pada 20 Februari sekira pukul 23.00 WIB, David masuk ruang ICU. Kemudian, dirinya tiba-tiba diberitahu ada yang menunggu di IGD yang katanya penting. Ia pun kesal karena orang yang menunggunya ternyata orang yang sebelumnya mendekatinya tadi ditambah empat orang lagi, yang katanya keluarga Mario Dandy dan ingin mengajak damai.

“Langsung gue usir orang-orang itu dan gue balik ke ICU,” tegasnya.

“Hingga gue akhirnya teriaki mereka: “lu siapa!!! lu angkatan???” (Karena badannya tegap2),” tambahnya.

“Trus gue sampaikan: “kasih tau bosmu, nama gue Jonathan dan gak akan ada damai” trus gue kembali urus David,” kata Jonathan.

Menurut Jonathan, pada suatu malam, ibunya Mario, Ernie Meike Torondek juga sempat menemuinya di rumah sakit. Dalam pertemuan itu, ia juga mengajak damai, namun Jonathan kembali menolaknya.

“Malam itu ibunya Mario datang nemuin gue di RS ngajak damai, gue suruh pulang. Dia datang sama Kristo (kakaknya Mario) dan Dolfi (pengacaranya yang sekarang di-kick),” katanya.

Mereka juga memaksa meminta masuk ke ruangan ICU karena ingin melihat David. Namun, Jonathan menolaknya. Rafael, ayah Mario Dandy, kata Jonathan juga tidak ketinggalan menemuinya.

Pada suatu waktu Rafael sempat mendatanginya untuk mengajak damai. Jonathan tetap kukuh pada pendiriannya, dengan tegas menyatakan tak ada kata damai, dan akan melawan sampai kapan pun.

Tak sampai di situ, kata Jonathan, upaya untuk meloloskan Mario dari hukum dilakukan dengan mendekati teman-temannya. “Gak cuma sampai sini, mereka juga deketin teman-teman deket gue buat dikasi duit. Gue mah bodo amat, yang nerima dia biar jadi urusan dia,” katanya.

“Biar gue geser? Gak akan. “Yang ada malah besok pas dandy inkracht gue bakal gugat PMH,” tegas pengurus GP Ansor itu.

Dalam proses penyembuhan David, Jonathan mengalami keanehan. Ia menceritakan, tiba-tiba di Rumah Sakit Medika ada petugas administrasi memanggilnya dan menyebutkan bahwa asuransi Prudential David tidak bisa digunakan karena melanggar satu klausul.

“Disini gue makin curiga, bagaimana bisa blackcard gak bisa diurus?”

“Setelah gue cek ada kronologi yang tidak bisa di approve asuransi “yang memulai perkelahian adalah david,”

Jonathan pun menelusurinya kenapa bisa muncul laporan seperti itu, dan ia mempertanyakan siapa yang menulis kronologi tersebut.

“Pihak RS bilang dari Polsek Pesanggrahan. Gue langsung ingatkan Sahabat-Sahabat Banser untuk potensi masuk angin,” katanya.

Setelah diurus terkait pemalsuan kronologi tersebut, barulah klaim penjaminan asuransi bisa berjalan.

Jonathan juga membongkar bagaimana kondisi para tersangka penganiayaan terhadap anaknya, baik itu Mario, Shane Lukas maupun AG.

Pada 21 Februari 2023, Jonathan menyebutkan plat nomor mobil yang digunakan pelaku Mario masih bernomor polisi B120 DEN yang dibaca ‘Broden’, nama beken pelaku di media sosial. “Yang aneh adalah mobil itu tiba-tiba ilang, dan ketika kami tanya ke polisi Polsek Pesanggrahan dijawab “baru buat jemput saksi.”

“Mobil yang disita bisa buat jemput saksi?? Benarkah begitu secara hukum? Mobil disita dan bisa buat plesiran jemput saksi (yang sekarang udah masuk bui di AG),”

Dilanjutkan Jonathan, pada malam harinya, mobil tersebut akhirnya kembali ke Polsek Pesanggrahan disetir AG dan ada tantenya dan serta satu orang lagi. Anehnya, pelat nomor mobilnya berubah.

“Coba Kapolsek Pesanggrahan jelaskan ini. Siapa yang kasi akses mobil sitaan buat jemput pelaku? Dan diganti plat nomornya. Masih di hari yang sama,”

Kondisi dan kelakuan para tersangka di Polsek Pesanggrahan juga dibongkar Jonathan. Menurutnya, tersangka tampak santai dan seperti tidak terjadi apa-apa. Bahkan, mereka bertiga main gitar.

“Setelah dikasi paham baru dia pucat dan sadar kalau saat ini bapaknya enggak bisa bantu apa-apa,”

“Padahal sebelumnya dia bilang ke tantenya AG, Dandy sempat bilang: tenang tante, AG gak akan kena, semua diurus papa, paling nanti saya cuma dihukum 2 tahun 8 bulan,”

“Bagaimana dia bisa tahu akan dihukum segitu?”

Menurut Jonathan, mereka bertiga merasa Polsek Pesanggrahan hanya tempat nongkrong sesaat sebelum orangtuanya mengeluarkan mereka. “Bisa main gitar, nyanyi-nyanyi dan dilihat banyak saksi, termasuk Ibu N (yang nolong David) saat diperiksa di polsek sesaat setelah AG datang. Polisi silakan sanggah,” ujarnya.(SW)