IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan pada Kementerian Kesehatan atau Kemenkes supaya menghentikan sementara penggunaan obat paracetamol sirup.

Utamanya dalam praktik penyembuhan penyakit khususnya pada golongan atau untuk anak-anak.

Ada Apa dengan Paracetamol Sirup?

Saat ini di Indonesia sedang ramai gangguang ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia.

Bahkan, beberapa waktu lalu sebelum muncul ratusan kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia, Gambia telah mencatat ada sekitar 60-an kasus kematian anak dengan kondisi cedera ginjal diduga akibat konsumsi sirup obat batuk.

Menanggapi kondisi tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan warga untuk mewaspadai dini penggunaan obat sirup parasetamol.

Piprim Basarah Yanuarso selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI menyebutkan bahwa, rekomendasi tersebut dilakukan untuk kewaspadaan dini terkait kasus kematian puluhan anak di Gambia, Afrika yang diduga karena mengkonsumsi obat sirup yang telah terkontaminasi oleh dietilen glikol (DEG) serta etilen glikol (EG).

Namun, di Indonesia penyebab utama gangguan ginjal akut pada anak-anak masih belum diketahui.

Lebih lanjut, Piprim mengatakan penyebab dari penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal ini masih dalam proses investigasi IDAI bersama dengan Kemenkes.

Jika bicara pada temuan terkini, beberapa pasien yang terkena gangguan ginjal akut ini juga mengidap Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C).

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI sudah memastikan sirup parasetamol buatan India yang dikaitkan dengan kematian 69 anak di Gambia ini tidak terdaftar di Indonesia.

Karenanya, masyarakat diimbau tetap tidak panik terkait kasus gagal ginjal di Gambia.

Namun, IDAI juga menyarankan sebisa mungkin untuk menghindari penggunaan paracetamo sirup kepada anak.

Salah satu cara yang bisa dilakukan ketika anak demam adalah bisa diberikan kompres air hangat atau pemberian parasetamol melalui anus jika diperlukan.