JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berniat menjodohkan Sandi Uno dengan bacapres usungan ‘Koalisi Perubahan’ Anies Baswedan di Pemilu 2024. Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut Sandiaga tak cocok dengan Anies karena bukan tokoh perubahan.

“Bagi partai Demokrat sebetulnya siapa saja yang pro perubahan berpeluang untuk menjadi cawapres, tapi kalau Pak Sandi Uno kan bukan tokoh perubahan,” kata Andi Arief dikonfirmasi, Senin (6/3/2023).

Andi mengatakan selama 5 tahun, Sandiaga Uno dikenal sebagai tokoh kolaborator. dia menilai agak sulit jika Sandiaga masuk ke kategori perubahan.

“Tapi (Sandiaga Uno) tokoh kolaborator kan, 5 tahun terakhir ini jadi kolaborator. Jadi, agak sulit diterima akal sehat Pak Sandi Uno masuk dalam tokoh perubahan,” ujar Andi.

Ia mengatakan cawapres Anies mampu meningkatkan elektabilitas. Cawapres yang dipilih juga bisa membawa perubahan.

“Saya kira sejak awal itukan standing point dari Partai Demokrat, tapi prinsipnya kita mau menang dengan elektabilitas dan kedua juga tokohnya, harus tokoh perubahan, kita tidak ingin memilih tokoh kolaborator,” imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan pihaknya memang ingin kembali menduetkan kembali Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilpres 2024. Syaikhu mengatakan PKS memang serius untuk mempertimbangkan itu.

“Semuanya akan ditampung terlebih dahulu. Ya kalau nanti tadi juga ada yang mengusulkan Bang Sandiaga Uno ya kita akan tampung ya, dan kemudian secara fair nanti kita akan lakukan survei. Nah dari situlah kita akan tetapkan mana yang kira-kira akan bisa menjadi pendamping Pak Anies,” kata Syaikhu kepada wartawan usai membuka posko pemenangan Anies Baswedan di Cangkringan, Sleman, Minggu (5/3).

Syaikhu mengatakan pihaknya akan mendiskusikan dengan partai pengusung Anies lainnya dalam menentukan cawapres pendamping. Dia menyebut tentunya sang pendamping harus memiliki karakter nasionalis religius.

“Nanti kita diskusikan, kita musyawarahkan bahkan mungkin kita akan lakukan survei kira-kira mana kandidat yang paling mungkin untuk bisa mendampingi Pak Anies,” katanya.

“Kita juga meminta bahwa tadi probibilitily to win-nya besar. Jadi ketika dipasangkan bukan justru menegasikan pasangan tapi justru itu saling mensuport sehingga capaian presiden dan wapres itu bisa semakin meningkatkan elektabilitas pasangan,” urainya.

Lebih lanjut, PKS tidak menutup mata untuk adanya kandidat lain. Syaikhu mengatakan PKS tak mau buru-buru.

PKS dan Partai Demokrat berbeda pendapat soal pendamping Anies Baswedan untuk Pemilu 2024. PKS mendorong Anies Baswedan berduet dengan Sandiaga Uno, sedangkan Partai Demokrat tidak sepakat.
Usulan itu awalnya disampaikan oleh politisi PKS Andy Azizi. Dia awalnya bicara terkait pendamping Anies Baswedan di 2024 masih terus dibicarakan.

“Jadi memang Mas Anies mempertemukan tiga partai ini, sehingga tidak terlalu sulit untuk kami sampai pada suatu kesepakatan bahwa yang akan kita usung ini adalah Mas Anies Baswedan begitu, wapres masih kita bicarakan, tapi prinsipnya seperti yang disampaikan Mas Anies berkali-kali bahwa itu tiga partai ini sepakat untuk menyerahkan ke Mas Anies,” kata Andy dalam diskusi Adu Perspektif, Rabu (1/3).

Andy menyampaikan ‘Koalisi Perubahan’ tentunya mempertimbangkan sosok yang bisa membawa Anies Baswedan pada kemenangan. Selain itu, pihaknya juga menunggu pergerakan koalisi lain.

“Kami juga melihat gerakan dari koalisi-koalisi lain ya, kalau dibandingkan dengan koalisi lain kami bahkan lebih maju, karena sudah positif capresnya, dua koalisi lain kan, meski kita sudah tahu tiga tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi tapi belum resmi dideklarasikan dari masing-masing partai, kami nggak terlambat-terlambat banget,” ucapnya

Andy lalu merespons terkait Demokrat yang bersikukuh untuk mengajukan Ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Di internal PKS saat ini, muncul usulan agar Anies Baswedan diduetkan dengan Sandiaga Uno.

“Bahkan kami itu membuka peluang kepada Sandiaga Uno, jadi kalau Pak Zul (Gubernur NTB kader PKS setuju AHY), kami sama-sama satu geng, jadi PKS ini dinamika-dinamika itu terjadi,” ujarnya.

PKS membuka peluang duet tersebut hingga ditemukan formula yang paling pas. “Iya kita membuka pintu (duet Anies-Sandiaga), mana yang paling pas lah,” imbuhnya.(SW)