www.katamerdeka.com – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) ke sektor perbankan mencapai Rp256,5 triliun hingga pekan kedua Oktober 2024. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa insentif likuiditas ini diberikan kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas melalui penurunan giro wajib minimum (GMW) secara efektif.

“Selama ini kami sudah menyalurkan kredit insentif kebijakan likuiditas makro sampai dengan Oktober jumlahnya Rp256,5 triliun kepada bank-bank,” ujar Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (18/10).

Penyaluran insentif ini terdiri dari Rp119 triliun kepada bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rp110,2 triliun kepada bank umum swasta nasional (BUSN), Rp24,6 triliun kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Rp2,7 triliun kepada kantor cabang asing (KCBA).

Sektor-sektor prioritas yang mendapatkan insentif ini meliputi hilirisasi mineral dan pangan, sektor perumahan, properti, UMKM, otomotif, serta pariwisata dan ekonomi kreatif. Insentif makroprudensial likuiditas dari BI ini diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit perbankan ke sektor-sektor tersebut, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.