JAKARTA – Siap-siap Pemerintah Akan Uji Ketahanan APBN Jika Kondisi Global Tak Membaik. Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Masyarakat Indonesia harus bersiap-siap akan kemungkinan terburuk bagi perekonomian Indonesia. Ini akibat dari kondisi ekonomi global yang tak menentu.

Di tengah ketidakpastian global, Presiden Joko Widodo memberikan mandat khusus kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menguji ketahanan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau melakukan simulasi stress test.

Usai sidang kabinet, Senin (8/8/2022), Sri Mulyani mengatakan bahwa tahun ini, Presiden memerintahkan buat simulasi stress test untuk APBN, kalau kondisi global tidak membaik

“Stress test terkait APBN untuk menjaga perekonomian Indonesia. Apalagi, APBN merupakan salah satu instrumen untuk menjaga pergerakan perekonomian domestik,” kata Sri Mulyani.

Selain untuk melihat ketahanan APBN pada tahun ini, Sri Mulyani mengungkapkan Jokowi juga meminta adanya skenario kondisi tahun depan bila gejolak ketidakpastian global masih berlangsung, bahkan lebih buruk daripada perkiraan pemerintah.

“Ini demi perekonomian Indonesia yang tetap terjaga dan APBN yang tetap sehat,” tuturnya.

Jokowi akan menyampaikan Rancangan APBN (RAPBN) 2023 saat membacakan Nota Keuangan di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada 16 Agustus 2022. Sri Mulyani belum bisa menyebutkan secara gamblang angka yang dipatok oleh pemerintah dalam RAPBN 2023.

Sementara itu Pemerintah tengah berupaya memperluas hubungan dagang dengan berbagai macam negara di dunia, sehingga tidak hanya bergantung pada satu negara saja.

Misalnya saja China, negara ini masuk ke dalam seperlima ekspor Indonesia sehingga perlambatan yang terjadi di negara tersebut akan berdampak signifikan pada ekonomi Indonesia. Tercatat ekonomi China hanya tumbuh 0,4% pada kuartal II 2022 secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Kinerja tersebut merupakan yang terburuk sejak kuartal I 2020.

“Risiko yang harus kita pantau, salah satunya pertumbuhan ekonomi China itu terkoreksi cukup dalam. Ini kita punya hubungan ekonomi yang cukup intens dengan China,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dalam Taklimat Media, Senin (8/8).

Adapun, sepanjang semester I 2022, nilai ekspor Indonesia ke China tercatat sebesar US$ 28,94 miliar. Nilai tersebut setara 20,5% dari total nilai ekspor Indonesia.(SW)