Katamerdeka, Solo – Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia menargetkan Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024 sebagai wadah untuk menemukan talenta-talenta baru.

Saat ini, NPC sedang mengamati sejumlah atlet muda yang berlaga di PEPARNAS XVII. Atlet yang dipantau oleh NPC Indonesia diharapkan bisa meraih prestasi di ASEAN Para Games (APG) Thailand 2025.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi NPC Indonesia, Sapta Kunta Purnama, menyatakan bahwa PEPARNAS XVII Solo dijadikan ajang pencarian atlet muda berbakat.

Hal ini karena masih terbatasnya kompetisi olahraga untuk penyandang disabilitas yang dapat dijadikan tolok ukur.

Menurut Sapta, PEPARNAS XVII juga merupakan persiapan jangka pendek menghadapi dua kejuaraan internasional, yaitu APG Thailand 2025 dan Paralimpiade Amerika Serikat 2028.

Sapta mengungkapkan bahwa 20 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di PEPARNAS XVII sudah sesuai dengan cabor di APG 2025.

“Terkait PEPARNAS ini, kami gunakan sebagai persiapan jangka pendek untuk menghadapi APG di Thailand,” ujarnya dalam konferensi pers di Royal Surakarta Heritage, Kamis, 10 Oktober 2024.

Selama empat hari pemantauan PEPARNAS XVII, NPC Indonesia telah mengidentifikasi 18 atlet yang potensial, yaitu 16 atlet para atletik dan dua atlet para panahan untuk bergabung di pelatnas.

“Dari catatan pertandingan yang kami amati di setiap venue, ada 16 atlet di cabang atletik yang menunjukkan potensi luar biasa.

Untuk cabang panahan, dua atlet menunjukkan performa yang luar biasa dengan nyaris sempurna, tidak keluar dari sasaran,” jelas Sapta.

Asisten Deputi Olahraga Andalan Kemenpora, Budi Ariyanto Muslim, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mendukung pengembangan atlet nasional menjadi atlet elite.

Komitmen ini diwujudkan dengan pelatnas berkesinambungan untuk cabor yang berpotensi mendulang medali di Paralimpiade.

“Seperti yang terlihat di Paris kemarin, banyak cabor yang terus menjalani pelatnas tanpa henti,” ujar Budi.

Budi menjelaskan bahwa pengembangan kemampuan atlet disabilitas tertuang dalam Perpres No. 86 Tahun 2021, yang mencakup roadmap pembinaan jangka panjang hingga 2028 dan seterusnya.

“Tahun ini kami berada di siklus kedua roadmap, dengan tujuan akhir di Paralimpiade 2028,” tambahnya.

Sementara itu, banyaknya atlet muda yang tampil di PEPARNAS XVII disambut positif oleh para atlet elite. Mereka berharap generasi muda dapat melanjutkan estafet di kejuaraan Asia maupun dunia.

Atlet elite para atletik dari Jawa Tengah, Saptoyogo Purnomo, menyatakan antusiasmenya terhadap banyaknya atlet muda di PEPARNAS XVII kali ini.

“Banyaknya atlet muda di PEPARNAS XVII ini sangat baik untuk ASEAN Para Games di Thailand dan kompetisi internasional lainnya di masa mendatang,” ungkap Sapto.

Peraih perak di Paralimpiade Paris 2024 ini mengakui bahwa regenerasi atlet disabilitas memiliki tantangan tersendiri. Ia menyebutkan beberapa kendala, termasuk faktor keluarga.

“Seringkali izin orang tua menjadi kendala, karena beberapa orang tua merasa malu atau minder. Akibatnya, potensi para atlet tidak dapat berkembang optimal,” jelas Sapto.

Saptoyogo juga berpesan kepada para atlet muda untuk tidak cepat berpuas diri dan terus meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing di Paralimpiade mendatang.