katamerdeka.com – Dalam sebuah acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, eks calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, secara resmi mengumumkan bahwa dia tidak akan bergabung dalam pemerintahan yang akan datang di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Acara tersebut juga dihadiri oleh mantan cawapresnya, Mahfud MD, dan berlangsung di Teuku Umar 9, Menteng, Jakarta Pusat.

Dalam pidatonya, Ganjar menyatakan, “Saya declare pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini, tapi saya sangat menghormati pemerintahan ini.” Ganjar, yang juga mantan gubernur Jawa Tengah dan politikus PDIP, menegaskan komitmennya untuk tetap menghormati pemerintahan Prabowo-Gibran dan menunjukkan dukungan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik melalui jalur legislatif.

Menurut Ganjar, pengawasan yang efektif atas pemerintahan harus dilakukan melalui parlemen, yang menurutnya merupakan cara yang paling tepat untuk menjaga kualitas politik Indonesia. “Cara berpolitik yang benar musti naik kelas, dan semua sama-sama terhormat, tidak perlu saling mencibir,” ujar Ganjar.

Keputusan Ganjar Pranowo untuk tidak bergabung dalam pemerintahan mendatang tampaknya sejalan dengan sikap politik PDIP. Ganjar berpendapat bahwa partainya akan tetap berada di luar pemerintahan, berdasarkan beberapa pernyataan yang telah dibuat oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. “Saya kira kalau lihat statement-statement-nya Bu Mega, rasanya iya. Di luar pemerintahan, kan kita tidak kenal (istilah) oposisi,” kata Ganjar pada pertemuan di kediamannya di Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DIY, pada 25 April lalu.

Namun, posisi resmi PDIP mengenai pemerintahan yang akan datang belum diumumkan secara tegas. Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP, menyatakan bahwa sikap partai akan dibahas lebih lanjut dalam Rakernas V partai yang akan digelar bulan ini.

Acara halal bihalal ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi tetapi juga sebagai platform bagi Ganjar Pranowo untuk menegaskan independensinya dalam politik nasional. Ganjar menyoroti pentingnya menjaga integritas dan independensi politik, meskipun tidak berada dalam pemerintahan. “Kita bisa kritis dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa tanpa harus ada di dalam pemerintahan. Itulah esensi demokrasi yang sehat,” tegas Ganjar. Pidato ini disambut positif oleh para pendukungnya yang menghargai komitmennya terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Di sisi lain, acara ini juga membuka diskusi tentang pentingnya kerja sama antar fraksi politik di parlemen. Ganjar mengajak semua partai politik untuk bekerja sama dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kepentingan masyarakat luas. “Kita harus bekerja sama, tidak hanya beroposisi. Kolaborasi antar fraksi akan membawa kita pada keputusan-keputusan yang lebih matang dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” papar Ganjar. Dialog ini menunjukkan dedikasi Ganjar untuk terus berkontribusi pada politik Indonesia, meski dari luar pemerintahan.