JAKARTA – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua menembak seorang warga di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Selain menembak warga sipil, mereka membakar gudang beras milik pemerintah daerah.

“Warga bernama Lukman Ahmad (32) menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis KKB,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, Kamis (24/8/2023).

Peristiwa tersebut terjadi di kompleks pasar tradisional Ilaga, Kabupaten Puncak, Rabu (23/8) sekira pukul 18.40 WIT. Saat itu korban, yang merupakan seorang pedagang, sedang berada di kios.

Penembakan itu membuat korban mengalami luka tembus dari bagian pelipis hingga belakang kepala. Beruntung, korban masih dalam keadaan sadar saat ditemukan aparat TNI-Polri.

Aparat TNI-Polri langsung melakukan penyisiran di lokasi kejadian buntut penembakan itu. Namun pelaku penembakan tersebut diduga telah melarikan diri.

Selain menembak warga, KKB membakar gudang beras. Gedung itu diketahui milik pemda Puncak.

Sementara itu KKB sebelumnya juga menyerang Pos Satgas Yonif 7 Marinir di Jalan Yahuli, Paradiso Bawah Km 6, Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, hingga mengakibatkan prajurit Marinir Pratu Agung Pramudi Laksono (27) gugur tertembak.

Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani meminta TNI-Polri meningkatkan operasi penegakan hukum terhadap KKB. “Meminta agar Polri dengan backup TNI meningkatkan operasi penegakan hukum terhadap KKB sebagai penyikapan terhadap aksi-aksi KKB yang semakin beringas dengan terus menyerang bukan saja aparatur Polri dan TNI, tapi juga masyarakat sipil,” kata Arsul Sani kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).

Arsul menilai tindakan beringas KKB di Papua sudah memenuhi unsur gerakan terorisme. Oleh sebab itu, dia meminta TNI-Polri memperlakukan KKB sebagai kelompok teroris.

“Dengan melihat aksi-aksi mereka yang juga memenuhi unsur hukum dalam UU Terorisme, yakni UU 15/200 juncto UU 5/2018. Maka sudah saatnya aparat penegak hukum memperlakukan mereka sebagai kelompok teroris, tidak lagi sekadar KKB biasa,” tegasnya.

Menurut Arsul, pemerintah sudah lebih dari dua tahun melabeli para pemberontak di Papua ini sebagai kelompok separatis teroris (KST). Dia mengingatkan agar TNI-Polri tak salah sasaran dalam melakukan operasi-operasi penindakan terhadap KKB Papua.

“Selaku Waka MPR, saya juga meminta agar dalam operasi-operasi penegakan hukum yang dipertegas ini jangan sampai salah sasaran, apalagi kemudian diwarnai dengan kekerasan terhadap warga masyarakat biasa yang dicurigai sebagai anggota atau simpatisan KKB/KST. Karena ini yang sering dijadikan dasar untuk menuduh adanya pelanggaran HAM di Papua,” imbuhnya.

Seperti diketahui, KKB menyerang Pos Satgas Yonif 7 Marinir di Jalan Yahuli, Paradiso Bawah Km 6, Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, hingga mengakibatkan prajurit Marinir Pratu Agung Pramudi Laksono (27) gugur tertembak. TNI mengungkapkan serangan diduga karena KKB di Yahukimo tak ingin ada Pos TNI-Polri di sana.

Dilansir Rabu (23/8), Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo mengatakan informasi serangan KKB bermula sekitar pukul 11.20 WIT, Senin (21/8). KKB yang melancarkan tembakan dibalas oleh prajurit yang bertugas di pos tersebut.

“Dimungkinkan karena KKB Kodap XVI Yahukimo tidak senang adanya pembangunan pos Satgas TNI-Polri di wilayah Kabupaten Yahukimo,” ungkap Tommy dalam keterangannya, Senin (21/8).

Aparat TNI bersama personel Satgas Damai Cartenz pun turun ke lokasi untuk mengevakuasi Pratu Agung yang dilaporkan mengalami luka saat kontak tembak terjadi. Pratu Agung pun berhasil dievakuasi sekitar pukul 12.25 WIT.

Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai untuk mendapatkan perawatan. Namun Pratu Agung dilaporkan meninggal pada pukul 12.40 WIT.

Sementara itu, Kapolda Irjen Mathius D Fakhiri menuturkan Pratu Agung meninggal sebelum dirawat. Korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.(SW)