JAKARTA – Ternyata ada 5 pertanyaan yang bikin Mega – SBY tak saling sapa. 5 pertanyaan itu sempat ditanyakan politisi senior PDIP Panda Nababan kepada SBY. Sayangnya SBY tak menjawab 5 pertanyaan itu.

Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Mahani, membawa angin segar bagi hubungan Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan. Dari pertemuan AHY dan Puan, juga menjadi momen yang diharapkan agar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu.

Politikus senior PDIP Panda Nababan mengingatkan syarat Megawati terhadap SBY jika ingin bertemu. Dia menyebut, syarat tersebut berupa lima pertanyaan yang wajib SBY jawab kala itu.

“18 belas tahun yang lalu saya diminta ibu Mega menghubungi SBY iya kan, supaya ada rekonsiliasi supaya mereka itu berbaikan,” kata Panda Nababan, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (22/6).

“Kepada saya Ibu Mega berkata, Panda kau catat dulu lima pertanyaannku, kalau dia jawab itu dengan jujur dan terbuka, saya akan ketemu,” sambung dia menirukan perintah Megawati saat itu.

Namun, saat dia bertemu SBY di Istana, tak ada satu pertanyaan pun yang dijawab oleh SBY. Panda menyebut, kala itu presiden RI ke-6 itu hanya terpaku diam sambil menatap langit-langit ruangan di Istana.

“Nah waktu saya ketemu di istana, ketemu SBY dia presiden waktu itu 2005 ini peristiwanya, 2005. Saya tanya, dia tanya aku SBY kok Ibu enggak datang. Oh tidak, pesan ibu kalau Pak Susilo jawab pertanyaan ini baru ibu datang, baru ibu ketemu,” ujarnya.

“Apa itu pertanyaannya, tak bacain. Tak satu pun dijawabnya, gitu loh. Malah dia lebih banyak menerawang lihat langit-langit istana gitu loh. Martabak ada di sini gua makanin saja,” tambah dia.

Sehingga, dia menegaskan, bahwa bukan Megawati yang enggan untuk bertemu dengan SBY. Namun, lima pertanyaan Mega lah yang hingga saat ini belum dijawab oleh SBY.

“Dari Bu Mega ada upaya, ngapain kirim aku. Jadi gini, aku bukan pengamat politik berteori-teori, aku sendiri yang melakoni,” ucap Panda Nababan.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan salah satu dari lima pertanyaan yang diajukan Megawati saat itu, salah satunya Megawati bertanya terkait kegiatan politik kala SBY menjabat sebagai Menko Polhukam.

Pertanyaan pertama, “Apakah benar Bapak mengatakan, ‘Saya ini sebenarnya sudah di comberan, kemudian saya diwongke (dimanusiakan) Ibu Megawati’. Benar nggak?.”

Panda kemudian melontarkan pertanyaan kedua. “Apakah benar Bapak pernah membuat kegiatan politik di Kantor Menko Polhukam? Ibu mengetahui, karena selaku Presiden mendapat informasi A1 juga,” tanya Panda kala itu.

Pertanyaan ketiga dilontarkan Panda. “Ketika sidang kabinet dipimpin Presiden Megawati, beliau bertanya, ‘siapa di antara kita yang maju di pilpres?’ Pak SBY menjawab tidak maju. Apakah itu benar?”,

Lalu, pertanyaan keempat ‘Saya bersedia menjadi wakil presiden mendampingi Ibu Mega’. Apakah ini masih diingat Pak Susilo? Apakah yang disampaikan Ibu Megawati ini benar?”.

Dan terakhir, “Pak SBY mengatakan sering dikucilkan oleh Ibu Megawati, tidak diundang dalam rapat kabinet. Apakah itu betul?”

Namun, semua pertanyaan itu tidak dijawab, Megawati pun menilai bahwa SBY berbohong.

“Dia tidak jujur. Kalau dia jujur, mudah menjawab pertanyaan itu semua. Itulah kalau berbohong,” imbuh Panda Nababan, meniru jawaban Megawati.(SW)